Selasa, 22 Februari 2011

Tren Warna Tata Rias Khas Indonesia

Tren warna tak hanya berlaku dalam dunia fesyen saja. Tata rias pun memiliki tren warna tersendiri. Biasanya, tren warna pada tata rias disesuaikan dengan musim yang ada. Musim semi/panas, juga musim gugur/dingin.
Sayangnya, karena penciptaan tren masih berkiblat pada negara-negara di Eropa, tak sedikit warna tata rias yang kurang cocok diaplikasikan dengan warna kulit wanita Asia. Hal itu mendorong produsen kosmetik tanah air untuk menciptakan produknya sendiri, serta tren warna yang sesuai dengan kulit wanita Indonesia.
Agar produk kosmetik lokal bisa bersaing dengan produk impor yang ada, para produsen harus memiliki trik khusus untuk menjaga loyalitas konsumennya. Para konsumen itu tentunya adalah para konsumen strategis, yaitu para penata rias ternama tanah air.
Sebuah produsen kosmetik, PT Rembaka, baru-baru ini memberi penghargaan kepada 26 penata rias ternama tanah air. Produsen La Tulipe dan LT Pro itu sekaligus memperkenalkan tren warna terbaru dari kosmetik tersebut. Ke-26 penata rias tak hanya menampilkan kreasi mereka yang terbaik, namun juga membuat tampilan tata rias sesuai tema khusus sehingga 'kemasannya' sangat menarik. Tren warna yang digunakan adalah dari koleksi musim semi/panas 2011, dengan dominasi warna cerah seperto oranye, hijau dan ungu.
Yohanes Ekawan dari Yohanes Bridal, Chenny Han, Qiqi Franky dan Sanggar busana Tien Santoso adalah beberapa penata rias yang ikut memamerkan karya mereka di acara penganugerahan di Ballroom Hotel Mulia Senayan beberapa waktu lalu. Dengan tren warna yang ada, para penata rias itu dapat menciptakan beberapa tampilan yang berbeda. Mulai dari tema, Avant Garde, pengantin tradisional, serta body painting yang memiliki nilai seni yang kental.
"Kami menghadirkan berbagai tema, mulai dari yang agak soft sampai tema yang benar-benar ekstrim, agar para penata rias dapat berkarya sebebas-bebasnya," ujar Yohanes dari PT. Rembaka.
Ayu Kinanti ( editor Yahoo! Indonesia.)

Telesindo Adakan Lomba Aplikasi Android

JAKARTA, KOMPAS.com - Telesindo Group menyelenggarakan lomba aplikasi untuk ponsel berbasis Android. Lomba terbuka untuk umum, tidak dikenakan biaya, dan berlangsung sejak 22 Februari hingga 25 Mei 2011. Hadiah ratusan juta disediakan untuk pemenang 1,2,3, dan 10 pemenang harapan.
"Biasanya pengguna Android menggunakan aplikasi dari Android Market dari luar negeri. Kita mencoba membuat kejuaraan untuk memperbanyak aplikasi lokal," kata Endy Indra Purwanto, Vice President Product Telesindo Group di Jakarta, Selasa (22/2/2011) menjelaskan latar belakang diadakannya kompetisi tersebut.
Ia mengatakan, saat ini banyak pengembang aplikasi di Tanah Air yang kreatif, namun kesulitan untuk memasarkan produk buatannya. Melalui lomba tersebut, pihaknya juga akan membantu mereka untuk mengkomersilkan aplikasi buatannya.
Semua aplikasi yang masuk akan diberi kesempatan untuk memajang produknya di T-Market, toko aplikasi online yang khusus dikembangkan untuk ponsel berbasis Android buatan TiPhone. Aplikasi yang menang juga punya peluang besar mendapat dukungan marketing seperti dalam aktivitas pemasaran yang dilakukan Telesindo.
"Kita berencana, nantinya aplikasi bisa dijual dengan cara memotong pulsa dengan bekerja sama dengan operator sehingga pengguna lebih mudah dan percaya," jelas Rudi Raharjo, Kepala Divisi Multimedia Telesindo Group. Sementara hak cipta tetap di tangan pembuat aplikasi sehingga ia juga tetap bisa menjualnya ke toko aplikasi lainnya termasuk ke Android Market.
Menurut Agus Hamonangan, Ketua Komunitas id-android, salah satu kendala yang dihadapi pengembang aplikasi karena Google sampai saat ini belum mengizinkan aplikasi berbayar di Android Market di Indonesia. Adanya toko aplikasi lokal dapat membantu mengatasi hambatan yang dialami para pengembang. Hadirnya T-Market juga memperkaya saluran distribusi aplikasi yang kini tersedia selain di Android Market.
"Kekurangan lainnya aplikasi lokal masih sangat sedikit. Dengan adanya kompetisi, mudah-mudahan banyak aplikasi dibuat para developer kita," ujarnya. Ia mengatakan, dari sekitar 6.000 anggota komunitas id-android saat ini, sekitar 600 di antaranya diperkirakan punya kemampuan mengembangkan aplikasi.
Saat ini T-Market hanya dapat diakses melalui TIS, layanan internet unlimited hasil kerja sama Telkomsel dan Telesindo Group. TIS sudah dibenamkan di ponsel-ponsel Android buatan TiPhone Mobile Indonesia yang kini sudah tersedia dua tipe yakni A85 dan A88 masing-masing memadukan keypad QWERTY dan layar sentuh. Namun, Telesindo berencana memperluas layanan semacam itu ke operator lainnya baik GSM maupun CDMA. TIS menyediakan pilihan langganan Rp 50.000 per bulan, Rp 20.000 per minggu, atau Rp 5.000 per hari.